Unknown
On Minggu, 13 April 2014
(karya;m.lukman.a.s)
Gemerlap ibu kota seakan tiada matinya,kota yang tidak pernah tidur
ini selalu menyajikan kebahagiaan bagi kaum yang berada dan kesengsaraan bagi
kaum yang lemah ekonominya,,,
Inilah kerasnya ibu kota kita ,kota jakarta..
Di sudut kota ini terjejer pemukiman kumuh,tempat tinggal bagi
orang orang yg kurang beruntung dan di situlah deni dan juga ayahnya tinggal di
bantaran sungai ciliwung namun dengan kesyukuran tempat tinggal yang sederhana
di pinggir kali itu sudah seperti istana megah untuk mereka,
Mereka hidup berdua setelah ibunda deni meninggal dunia saat
melahirkan deni sewaktu kecil.
Deni adalah anak yang
pintar dan juga aktif walau kesehariannya
memulung bersama ayahnya tapi tak menjadi penghalang untuk berprestasi
di sekolahnya,,
‘’den kamu mulai besok gak
usah mulung lagi ya,biar ayah saja yang mulung untuk biayai kamu sekolah’’
‘’tapi yah,deni ingin bantu ayah bekerja’’
(kata denimemohon)
‘’udah gak papa
ayah masi kuat kerja sendiri,pokonya kamu fokus sama sekolahmu biar suatu hari
nanti kamu bisa sukses dan gak memulung lagi’’
‘’emm ya uuudah ayah ,deni
janji bakal jadi yaaannng teeerbaik buat ayah biar deni bisa sukses di kemudian hari nanti’’
Deni yang baru saja menginjak masa s.m.p selalu hidup bahagia
bersama ayahnya,menurut deni ayahnya adalah sosok yang sangat berjasa
baginya,ia selalu mengajar kebaikan pada deni dan pelajaran pelajaran hidup
yang berarti,
Ayahnya selalu bekrja keras setiap hari,hasil dari memulung ia
sisihkan untuk biaya sekolah deni,
Namun tahun demi tahun berlalu ,kerasnya pergaulan jakarta tak
memandang bulu siapa saja yang terjerumus di dalamnya,deni yang dahulu anak
yang lugu dan juga penyayang sekarang berubah menjadi anak yang nakal dan suka
membantah orang tuanya,,,
‘’ayah sekarang deni udah kelas 3 S.M.A dan sedikit lagi deni
lulus,deni gak mau tau pokoknya deni harus masuk universitas seperti teman
teman deni’’
Ayahnya pun menjawab .
‘’maaf den,mungkin ayah
masi belum bisa kuliahin kamu,ayah masi belum cukup uang untuk kamu den’’
Kemarahan deni tiba tiba pecah.
‘’ayah ini ge mana
sih,makanya jangan jadi orang miskin terus,aku cape yah tiap hari kayak gini
terus,ketemu sampah lagi sampah lagi ,deni muak ayah’’
Denipun beranjak pergi meninggalkan ayahnya yang sangat sedih
melihat prilaku deni kepadanya,
Keesokan harinya ayah
deni datang ke sekolah dan melihat deni sedang berkumpul bersam a teman
temannya..
‘’den ini ada sedikit rejeki buat kamu,kamu bisa pakai untuk jajan
hari ini.’’
Sontak teman teman deni berkata.
‘’wah gua baru tau ternyata ayahnya deni itu seorang pemulung ya
hahahaaha’’
Dengan rasa malu karna di tertawakan teman temannya,denipun
bergegas pergi meninggalkan mereka semua,
Malampun tiba kemarahan deni berada di puncaknya,ia marah besar
kepada ayahnya karna kejadian di sekolah,
‘’ayah ngapain tadi ke sekolah,aku malu punya ayah seorang
pemulung,aku muak dengan semua ini,mulai sekarang aku akan pergi dari rumah ini
dan akan deni buktikan kalau deni bisa sukses tanpa bantuan ayah’’
Orang tua mana yang tak hancur hatinya saat di perlakukan oleh buah
hatinya sendiri seperti itu,ayahnya sangat sabar ia Cuma bisa pasrah dan
menangis melihat semua kenyataaan pahit ini,
Akhirnya denipun pergi meninggalkan rumah dan ayahnya seorang diri
selama 10 tahun.
Deni membuktikan kata katanya ia bekerja di salah satu percetakan
dan dapat melanjutkan sekolahnya sampai sarjana dan sekarang ia menjadi manager
di salah satu bang swasta di jakarta,
Kini kehidupan deni sangatlah baik ia sukses,memili anak dan istri
yang cantik,mereka hidup bahagia dengan segala kecukupan itu..
Sesekali deni merindukan ayahnya yang masi menjadi pemulung tapi
mata hati deni sudah buta oleh kebencian terhadap ayahnya,ia sering menerima
surat dari ayahnya namun tak ada yang pernah ia baca dan hanya di simpan di laci
meja kerjanya,
Suatu pagi seorang pembantu menghampiri deni,
‘’maaf tuan ,ada pemulung yang datang mencari tuan di depan’’
Deni menjawab dengan acuh
tak acuh,
‘’sudah usir saja dia ,kasi dia uang terus suruh dia pergi’’
‘’tapi tuan !pemulung itu bilang kalau tuan itu anak kandungnya”
Hati deni tersentak mendengar kalau ayahnya datang ke rumah,
Ia langsung bergegas menemui ayahnya,ia menyaksikan ayahnya yang
sudah tua renta dan tak begitu kuat berjalan lagi namun ia masi memikul karung
untuk memulung,.
Tetapi hati deni masih saja keras dan dendam kepada ayahnya,
‘’kamu ngapain ke sini heran ya liat deni sekarang,deni uda sukses
dan gak kayak kamu sampai sekarang masi aja mulung,sekarang deni uda buktikan
deni bisa sukses tanpa bantuan kamu,semua ini hasil jerih payah aku sendiri
mending kamu pergi deh sebelum ku suruh satpam yang ngusir..tapi tunggu
bentar’’
Deni pergi mengambil semua surat yang pernah di kirim ayahnya untuk
dirinya,
‘’nih surat’’yang kamu kirim ,gak ada yang aku baca, palingan gak
penting semua isinya,udah sekarang pergi dari sini’’
Deni melempar semua surat surat itu ke ayahnya dan berhamburan di
tanah.
Ayahnya hanya tersenyum dan tak lama meneteskan air mata yang
membasahi wajah keriputnya itu sembari berkata,
‘’deni ayah kangen sama kamu .sudah 15 tahun kamu tinggalkan ayah
sendiri nak,dan selamat ya anakqu,sekarang kamu sudah sukses,ayah gak akan
ganggu kamu lagi,ayah sudah puas bisa melihatmu lagi sekarang walau mungkin
kamu sudah tidak menganggap ku sebagai ayahmu lagi gak papa ayah ikhlas yang
penting kamu bahagia,dan ini ada yang ingin ayah berikan sama kamu dan semoga
kamu membukanya, tidak seperti surat
surat itu,dan ingat anakku bahagiakanlah istri dan anak anakmu,jangan lupa
sholat dan ingatlah bakti orang tuamu sampai kamu tumbuh seperti sekarang ini’’
Tiba tiba denipun merakan renyuh di hatinya saat mendengar kata
kata ayahnya,ia hanya termenung menyaksikan ayah kandungnya yang sudah tua
renta dan tak segagah dulu pergi meninggalkan dirinya,,
Ia melihat sebuah kaleng biskuit yang di berikan ayahnya tadi dan
perlahan membukanya,ia kaget melihat ikatan uang yang jumlahnya tertulis 10
juta rupiah,deni heran dari mana ayahnya mendapat uang sebanyak itu,lalu ia
membuka semua surat yang pernah di kirim ayahnya itu.,,
Sudah lama tak berjumpa
denganmu 15 tahun lebih kau tinggalkanku nak,ayah sangat ingin menghampirimu
tapi ayah takut kau akan malu mempunyai ayah seorang pemulung,ayah bekerja
keras setiap hari bahkan ayah sering tidak makan hanya untuk mengumpulkan uang
untukmu masuk kuliah,ayah akan datang menemuimu saat uang ayah sudah mencapai
10 juta,
Ayah sangat sakit anak semata wayang ayah pergi meninggalkan ayah
sendiri di sini apa lagi gubuk yang dulu kita tempati dan tempat merawat kamu
sewaktu kecil sudah di gusur pemerintah ayah sudah tak memiliki tempat tinggal
lagi,
Ingatlah anakku.
Jika ayah lupa mengikat tali sepatu,maka ingatkanlah saat ayah
mengajarimu melakukannya,
Di saat ayah dengan pikunnya
mengulang terus menerus kata kata yang membosankan,
Ingatlah anakku dulu ayah dengan sabarnya mendengarkanlah ucapanmu
yang sering kau ulang ulang.
Ingatlah di saat ayah membutuhkanmu untuk memandikanku karna ku tak
kuat lagi.janganlah menyalahkanku,ingatlah di masa kecilmu bagaimana ayah
dengan sabarnya membujukmu mandi,.kasih sayang ayah tak akan pudar untukmu
selama lamanya’’
Tertancap tombak tajam dan
merobek isi hati deni saat membaca surat itu,air matanya kini menetes dengan
derasnya ,deni menyadari bahwa yang membuat ia seperti sekarang adalah ayahnya.
Tuhan telah membuka isi hati deni dan menyadarkannya akan dosa
dosanya yang sudah menelantarkan ayahnya,
Deni berlari mencari ayahnya ,ia menemukan ayahnya sedang menyembrang
jalan,,,
‘’ayaaah......’’
Teriakan deni di dengar oleh ayahnya dan berbalik dengan senyuman
kebahagiaan.iapun berkata,
‘’anakku’’
Tiba tiba sebuah konteiner melaju dengan kencang yang menghantam
tubuh tua tersebut dan hancur seketika..
Semua orang berteriak histeris begitu juga deni yang tak menyangka
dengan apa yang ia lihat sekarang.
Rasa berdosalah yang deni alami saat ini karna tak dapat meminta
maaf pada ayahnya yang akhirnya semua telambat.
Deni hanya bisa meratapi kepergian di makam milik ayahnya,
‘’ayah maafkan aku,aku sudah sangat durhaka pada ayah,aku sangat
menyesal ayah,aku sudah bahagia di atas penderitaan ayah,maafkan aku ayah,deni
janji akan selalu berbuat baik pada siapapun’’
Air mata deni terus berlinang membasahi batu nisan ayahnya yang ia sayang,dan membawa akhir dari
kisah ini yang penuh dengan arti dan makna kehidupan,jasa orang tua tak akan
bisa di bayar dengan apapun jadi berbaktilah sebelum semua terlambat karna
penyesal ada di akhir cerita’’
Posting Komentar